Pelatihan ini dirancang untuk memberikan pemahaman komprehensif mengenai konsep risk sharing atau pembagian risiko kredit antara lembaga penjamin dan pemberi kredit, sebagaimana diatur dalam kebijakan terbaru OJK terkait industri penjaminan. Seiring dengan meningkatnya peran lembaga penjamin dalam memperluas akses pembiayaan, OJK memperkuat prinsip prudent risk taking dengan menekankan bahwa pemberi kredit wajib menanggung sebagian risiko — minimal 25% dari nilai kredit yang dijamin. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan akuntabilitas kedua belah pihak dalam menjaga kualitas kredit dan mendorong praktik penjaminan yang sehat dan berkelanjutan.
Melalui pelatihan ini, peserta akan memahami mekanisme risk sharing yang adil dan transparan, cara mengukur eksposur risiko masing-masing pihak, serta bagaimana menyusun perjanjian penjaminan yang sesuai dengan prinsip pembagian risiko. Selain itu, pelatihan juga membahas dampak risk sharing terhadap pencadangan, perhitungan risiko kredit, dan pelaporan kepada regulator.
Tujuan
- Memahami prinsip dan latar belakang kebijakan risk sharing dalam penjaminan kredit menurut regulasi OJK terbaru.
- Mampu mengidentifikasi, mengukur, dan membagi risiko kredit secara proporsional antara pemberi kredit dan lembaga penjamin.
- Menyusun dan meninjau perjanjian penjaminan yang sesuai dengan prinsip risk sharing dan mitigasi risiko.
- Menghitung dampak risk sharing terhadap pencadangan dan pengakuan risiko dalam laporan keuangan.
- Meningkatkan koordinasi dan transparansi antara pihak pemberi kredit dan penjamin dalam pengelolaan risiko.
Materi Pokok
- Kebijakan dan ketentuan OJK terbaru terkait pembagian risiko penjaminan kredit.
- Prinsip dasar risk sharing dan best practices dalam industri penjaminan.
- Perhitungan porsi risiko: siapa menanggung apa? (simulasi pembagian risiko 75:25).
- Konsekuensi akuntansi dan pengakuan pencadangan atas pembagian risiko.
- Aspek hukum dan penyusunan perjanjian penjaminan berbasis risk sharing.
- Strategi mitigasi risiko dan pengendalian moral hazard dalam skema penjaminan.
- Studi kasus: kegagalan penjaminan karena pembagian risiko yang tidak tepat.
- Simulasi: menyusun skema risk sharing yang adil dan sesuai ketentuan.
