Industri perbankan saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Produk-produk perbankan semakin inovatif dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan jasa keuangan nasabahnya. Perubahan besar tersebut dipicu oleh perkembangan teknologi, seperti e-banking. Perbankan terus menambah fitur-fitur pada produknya sesuai dengan ekspektasi nasabah yang menjadi target pasarnya. Upaya ini bertujuan meningkatkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba dan menjaga keberlanjutan usahanya.
Namun, kontribusi terbesar bagi pendapatan bank di Indonesia masih berasal dari kredit, dengan pendapatan bunga kredit diperkirakan mencapai 70-80% dari total pendapatan bank. Gangguan pada aset kredit dapat memengaruhi kinerja bank secara signifikan. Oleh karena itu, manajemen bank memberikan perhatian khusus pada tingkat kesehatan atau kualitas kredit yang disalurkan.
Risiko kredit adalah risiko terbesar yang mudah dikenali dalam bisnis bank, dan risiko ini dapat membawa kejatuhan pada sebuah bank. Untuk mengendalikan risiko ini, bank perlu mengambil langkah-langkah strategis, seperti meningkatkan kompetensi dan pemahaman pegawai dalam bidang perkreditan, terutama terkait proses normal hingga remedial management (penyelamatan kredit).