Penerapan IFRS 9 (Instrumen Keuangan) membawa perubahan mendasar dalam pengakuan, pengukuran, dan pelaporan aset keuangan di sektor perbankan. Standar ini menekankan pendekatan berbasis expected credit loss (ECL) dalam perhitungan cadangan kerugian kredit, menggantikan pendekatan incurred loss yang lebih reaktif. Bagi lembaga perbankan, implementasi IFRS 9 tidak hanya memengaruhi laporan keuangan, tetapi juga berdampak pada strategi manajemen risiko, perencanaan modal, dan kebijakan kredit secara keseluruhan.
Pelatihan ini dirancang untuk memberikan pemahaman komprehensif kepada peserta mengenai kerangka konseptual, metodologi, serta implikasi praktis dari penerapan IFRS 9 di lingkungan perbankan, termasuk integrasinya dengan sistem pelaporan keuangan dan manajemen risiko yang telah ada. Melalui kombinasi teori, studi kasus, dan simulasi perhitungan, peserta akan dilatih untuk memahami secara mendalam tahapan klasifikasi instrumen keuangan, perhitungan ECL, serta pelaporan yang sesuai dengan ketentuan OJK dan Bank Indonesia.
Pelatihan ini juga menekankan pentingnya sinergi antara fungsi akuntansi, risiko, dan teknologi informasi dalam mendukung implementasi IFRS 9 yang efektif. Peserta akan memperoleh pemahaman mengenai bagaimana data historis, model statistik, dan parameter risiko seperti probability of default (PD), loss given default (LGD), dan exposure at default (EAD) digunakan dalam perhitungan ECL. Selain itu, pelatihan akan membahas tantangan umum dalam penerapan IFRS 9, seperti ketersediaan data, penentuan significant increase in credit risk (SICR), serta harmonisasi antara kebijakan akuntansi dan manajemen risiko.
Tujuan
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan dapat:
- Memahami prinsip, ruang lingkup, dan struktur IFRS 9 serta implikasinya terhadap pelaporan keuangan bank.
- Menguasai konsep klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan sesuai kategori IFRS 9.
- Mampu menerapkan pendekatan expected credit loss (ECL) dalam menghitung cadangan kerugian kredit.
- Memahami hubungan antara IFRS 9 dengan manajemen risiko, kebijakan kredit, dan perencanaan modal.
- Meningkatkan kemampuan analitis dalam membaca laporan keuangan yang telah disesuaikan dengan IFRS 9.
Materi Pokok
- Pendahuluan IFRS 9 dan Perbedaannya dengan PSAK 55
- Latar belakang penerapan IFRS 9 di sektor perbankan
- Struktur standar dan ruang lingkup penerapan
- Dampak transisi dari incurred loss ke expected credit loss (ECL)
- Klasifikasi dan Pengukuran Instrumen Keuangan
- Aset keuangan: Amortized Cost, FVOCI, dan FVTPL
- Liabilitas keuangan dan perubahan nilai wajar
- Kriteria business model assessment dan SPPI test
- Konsep dan Tahapan Perhitungan Expected Credit Loss (ECL)
- Model tiga tahap (3-stage model) ECL
- Penentuan Significant Increase in Credit Risk (SICR)
- Data dan parameter utama: PD, LGD, EAD
- Integrasi IFRS 9 dengan Sistem Pelaporan Keuangan dan Risiko
- Hubungan IFRS 9 dengan manajemen risiko kredit dan capital planning
- Penerapan IFRS 9 dalam sistem informasi akuntansi bank
- Pengaruh IFRS 9 terhadap rasio keuangan dan pelaporan ke regulator
- Studi Kasus dan Simulasi Perhitungan ECL
- Contoh implementasi pada portofolio kredit ritel, korporasi, dan treasury
- Simulasi perhitungan cadangan kerugian kredit dengan parameter risiko
- Analisis dampak hasil perhitungan terhadap laporan laba rugi dan neraca
- Tantangan, Audit, dan Penguatan Tata Kelola IFRS 9
- Isu audit, dokumentasi, dan pelaporan transparan
- Best practices dan pembelajaran dari implementasi global
- Strategi berkelanjutan untuk penyempurnaan kebijakan IFRS 9 di bank



