Pelatihan atau training merupakan kegiatan yang sangat penting bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saing serta meningkatkan profesionalitas karyawan. Namun yang sering menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara menilai apakah sebuah training sudah benar-benar memberikan dampak positif bagi karyawan atau belum.
Salah satu fakta yang bisa menjadi gambaran kenapa mengukur efektivitas pelatihan sangat penting adalah biasanya perusahaan akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk menyelenggarakan sebuah program training bagi karyawannya.
Di dunia bisnis, setiap pengeluaran biaya harus dikalkulasi dengan baik. Dalam hal ini pengeluaran untuk training merupakan sebuah bentuk investasi dimana perusahaan berharap di masa yang akan datang ada keuntungan yang bisa diambil.
Sebagai contohnya diharapkan setelah dilaksanakan pelatihan, karyawan bisa langsung menerapkan ilmu barunya untuk kemajuan perusahaan sehingga otomatis keuntungan akan meningkat. Namun bagaimana sesungguhnya cara mengukur efektivitas pelatihan yang paling baik?
Secara garis besar ada tiga hal yang biasanya dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan sebuah program pelatihan, yang pertama adalah pembentukan pola pikir atau mind set karyawan, yang kedua adalah peningkatan pengetahuan, kemampuan, serta sikap karyawan, dan yang terakhir adalah perilaku karyawan yang telah berubah menjadi lebih efektif dan lebih mendukung visi dan misi perusahaan.
Setiap tahun banyak perusahaan yang mengalokasikan dana besar untuk mentraining para karyawannya. Bahkan dalam industri perbankan ada semacam aturan yang mengharuskan setiap bank untuk mengalokasikan dana sebesar 5 % dari total biaya pegawai untuk keperluan training dan pendidikan para karyawannya.
Banyak juga perusahaan BUMN yang mengalokasikan dana hingga milyaran rupiah untuk urusan training para karyawannya. Demikian juga perusahaan swasta besar lainnya. Training ini ada yang bersifat inhouse (atau dilakukan secara internal) ataupun melalui kegiatan training publik (training yang dilakukan oleh sebuah lembaga secara publik).
Sayangnya, tidak banyak perusahaan yang secara serius melakukan analisa mengenai efektivitas kegiatan training para karyawannya. Apakah training mereka selama ini sudah efektif? Apa ukuran efektif itu? Dan bagaimana melakukan pengukurannya?
Tujuan
- Mengetahui bagaimana mengukur keefektifan pelatihan
- Mengetahui evaluasi pelatihan
Materi Pokok
- Analisis kebutuhan diklat
- Analisis Level Organisasi
- Analisis Level Pekerjaan
- Analisis Level Individu
- Penyusunan Diklat
- Kerangka Berpikir Perencanaan diklat
- Mengidentifikasi kebutuhan Diklat
- Menentukan target kompetensi, sasaran dan tujuan diklat
- Merumuskan program/ Mata Pelatihan
- Perencanaan silabus program diklat
- Penyusunan dan penyusunan silabus
- Penyusunan dan penyusunan Satuan acara pembelajaran diklat: uraian, peta konsep, kompetensi, indikator pencapaian, metode pembelajaran, metode evaluasi
- Mengukur keefektifan program diklat
- Evaluasi program diklat
- Level reaksi, level knowledge, level behavior dan level result
- Tipe evaluasi: Reaction, Formative, Diagnostic, Summative
- Alat dan metode evaluasi
- Workshop penyusunan rencana diklat dan evaluasi diklat
PESERTA
Manajer, Supervisor, dan Staf bagian Pendidikan dan Pelatihan